RSS

DOA ROSARIO KEPERCAYAAN


Beata Maria Ines Teresa Arias
P  : Tuhan kami tak mampu sesuatu, Engkaulah dapat segala-galanya.
U : Hati kudus Yesus, aku percaya kepada-Mu.
(Diulang 10x)

Kemudian didoakan:
P  : Tritunggal Mahakudus, kumohon dengan sangat kepada-Mu.
: Demi kebaikan-Mu yang tak terhingga penuhilah kebutuhan-kebutuhan kami dengan perbendaharaan cinta-Mu.
(didoakan sebanyak 5x putaran – ditutup dengan doa)

Doa Penutup:
Ya Yesus yang pernah bersabda, “Jika engkau ingin menyenangkan Daku, percayalah kepada-Ku, jika ingin menyenangkan Daku lebih banyak lagi, percayalah kepada-Ku lebih banyak pula, jika ingin menyenangkan Daku tanpa batas, percayalah kepada-Ku tanpa batas. Jiwa-jiwa yang penuh kepercayaan adalah perampas rahmat-rahmat-Ku.”
Tuhan bantulah kepercayaan ku. Aku percaya kepada-Mu. Pada-Mu Tuhan, aku berharap, janganlah mengecewakan daku untuk selama-lamanya. Amin.

Renungan Ibadat Penutup Bulan Rosario untuk SD


·           Salam
·           Ingatkan perbedaan bulan rosario (Oktober) dan bulan Maria (Mei)
·           Pastikan semua pernah berdoa rosario

Pada suatu hari di bulan Oktober, seorang anak bernama Richard sedang berbincang dengan Romo Dominic. Romo Dominic bertanya kepada Richard, “Richard, apakah selama bulan ini kamu rajin berdoa rosario?” Lalu Richard menjawab pertanyaan Romo Dominic, “Ahh, Romo. Saya malas berdoa rosario. Karena doa rosario membuat saya ngantuk. Doanya hanya mengucapkan Salam Maria berkali-kali dan diulang-ulang terus. Kenapa juga harus diulang-ulang? Kan jadi bosan.”

DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA BALITA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Hidup dalam persekutuan sebagai suami-isteri mau tidak mau mewujudkan suatu keluarga. Harus siap untuk menerima kedatangan anak-anak, harus siap untuk tampil sebagai keluarga, baik di hadapan saudara-saudara, di hadapan orang tua maupun di hadapan masyarakat pada umumnya. Maka, membangun hidup sebagai suami-isteri membawa juga kewajiban untuk mampu menghadapi siapapun sebagai satu kesatuan dengan pasangannya. Mampu bekerjasama menerima, meme­lihara dan mendewasakan anak, mampu bekerjasama menerima atau da­tang bertamu kepada keluarga-keluarga lain, mampu ikut serta mem­bangun Gereja. Semuanya dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan.
Saat ini memang keluarga balita mengalami banyak tantangan atau persoalan khususnya dalam spiritualitas perkawinan, tata kelola ekonomi rumah tangga, dan hidup sosial baik di lingkungan Gereja dan masyarakat. Akan tetapi keluarga Katolik harus dapat bertahan dengan terpaan badai kehidupan ini, maka dibutuhkan pastoral keluarga bagi keluarga balita agar dapat tetap berkeluarga secara Katolik dengan baik dan benar. Kenapa harus dari keluarga balita? Pastoral keluarga ini akan sangat bermanfaat bagi keluarga terutama dalam keluarga keluarga balita yang sering sekali rawan akan percekcokan karena kurang bisa menerima kekurangan yang ada di dalam diri suami-isteri. Pendampingan ini perlu dibiasakan sejak dini karena akan membuat kehidupan keluarga Katolik itu sendiri lebih baik.
Hasil wawancara dengan beberapa keluarga muda membuktikan bahwa memang dibutuhkan pendampingan pastoral keluarga bagi keluarga balita khususnya dalam bidang spiritualitas perkawinan, tata kelola ekonomi rumah tangga, dan hidup sosial baik di lingkungan Gereja atau masyarakat. Selama ini memang hanya ada beberapa keluarga yang datang untuk meminta paroki agar dapat membantu menyelesaikan masalah di dalam keluarganya. Jadi memang pastoral keluarga bagi keluarga balita itu belum diadakan secara rutin dan terstruktur.
Melihat pernyataan di atas, penulis merasa tertarik untuk menulis makalah dengan judul: DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA BALITA”.
Penulis berharap, agar Gereja dan khususnya para kaum awam lainnya dapat semakin memperhatikan keluarga-keluarga balita yang masih dalam tahap awal dalam membina rumah tangga agar mereka menjadi keluarga yang lebih baik di kemudian hari.

METODE PENDAMPINGAN PASTORAL BAGI KELUARGA YANG MENJADI ORANG TUA TIRI


A.    Latar Belakang
Orang tua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak). Orang tua merupakan setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Orang tua merupakan orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.
Mama/Papa atau ayah/ibu merupakan salah satu sebutan lain untuk orang tua. Pemanggilan ibu/ayah dengan sebutan mama/papa sudah menjadi hal yang umum di masyarakat Indonesia. Tak dapat disangkal bahwa keluarga sebagai unit paling kecil dan dasar dari masyarakat, memiliki dampak yang dramatis dan menentukan dalam hidup seseorang. Karena dalam rahim keluargalah, kita ‘diciptakan, dikandung, dilahirkan dan dibesarkan. Begitu besarnya pengaruh keluarga dalam hidup seseorang, sehingga keluarga sering digambarkan sebagai harta yang paling berharga, istana yang paling indah.
Keluarga selalu dianggap penting oleh Gereja karena melalui keluargalah iman seorang anak bertumbuh hingga kelak mengarahkan anggota keluarga menjadi siapa,  bagaimana, dan seperti apa. Bagi Gereja, keluarga memiliki panggilan dan perutusannya sendiri karena keluarga adalah Gereja rumah tangga.
Dalam membangun sebuah keluarga, pastilah memiliki masalah-masalah yang akan selalu dihadapi. Hubungan pria dan wanita saja sudah sulit. Ketika ditambah anak-anak si istri, anak-anak si suami, mantan suami atau mantan istri dan mertua, banyak orang tidak sanggup lagi mengatasi tekanan itu. Keluarga dengan orangtua tiri butuh lebih banyak usaha dan pengertian sebab ada lebih banyak orang yang terlibat. Seringkali hal tersebut melibatkan anak-anak yang tidak meminta untuk berada dalam situasi seperti itu sejak awal.

BUDAYA IMLEK DALAM PANDANGAN GEREJA KRISTIANI


ABSTRAK
Jalan menuju inkulturasi masih panjang, apalagi menyangkut Misa Tahun Baru Imlek. Lingkungan di sekitar ikut mempengaruhi pemahaman yang tepat akan suatu tradisi. Gereja Indonesia tidak luput dari ketegangan, antara mengakomodasi kebutuhan umat Katolik yang masih merayakan Imlek dengan mereka yang sudah tidak merayakan Imlek di satu sisi, dan akan tradisi lain di bumi Nusantara. Jangan karena upaya ini Gereja dianggap sudah dimonopoli oleh kelompok tertentu.
Apa pun yang dirayakan dalam Misa, hendaknya selalu diingat bahwa Misa adalah perayaan syukur, suatu eucharistia, yang berfokus dan berpuncak pada Yesus Kristus. Pada-Nya-lah seluruh liturgi Gereja berpusat. Apakah namanya Misa Imlek, Misa Karismatik, atau pun Misa-misa lain yang memakai budaya tertentu, Misa tetaplah merupakan kenangan akan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus Yesus. Dan Gereja menjamin bahwa setiap umat mendapatkan hak dan kesempatan yang sama untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus, jaminan keselamatan manusia.

HUBUNGAN KERAJAAN ALLAH DENGAN WAKTU BARU



Selama enam abad sebelum Yesus datang, bangsa Israel selalu dijajah oleh bangsa lain, yaitu bangsa Persia, bangsa Yunani, dan terakhir bangsa Romawi. Selain ditindas oleh para penjajah itu, bangsa Israel juga ditindas oleh pemimpin-pemimpin bangsanya sendiri, yaitu raja-raja boneka yang diangkat oleh para penjajah. Dalam situasi tertindas seperti itu, bangsa Israel selalu memimpikan kedatangan Mesias dan kerajaan Allah.
Eksistensi Yesus Kristus tidak berada pada titik Inkarnasi-Nya menjadi manusia, namun dalam pengajaran-Nya maupun pernyataan dan berbagai peristiwa dalam perjanjiaan lama telah menunjukkan eksistensi-Nya. Dalam perjanjian lama banyak nubuatan-nubuatan tentang Kristus dan bentuk-bentuk teopani yang dengan tegas menunjukkan kekekalan Kristus.
Nama-nama yang sering disebutkan berhubungan dengan keberadaan-Nya sebelum inkarnasi dan berhubungan dengan keilahian-Nya adalah Elohim, Yahweh, Adonai, Malaikat Yahweh, berbagai bentuk Theopani dan gambaran peristiwa-peristiwa di dalam perjanjian lama yang mengarah kepada Kristus.

RELEVANSI NABI YEREMIA BAGI KARYA DAN PELAYANAN KATEKIS DEWASA INI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang Masalah
Para nabi terkenal dengan seniman-seniman sabda. Ia berbicara atas nama Allah, dan dengan demikian pewartaan nabi menyampaikan sabda Allah bagi manusia. Nabi adalah orang-orang yang memiliki hubungan sangat erat dan sangat mendasar dengan Allah. Dapat dikatakan, mereka adalah orang-orang Allah. Namun mereka juga orang-orang yang amat sangat prihatin dengan kehidupan masyarakat yang nyata. Dengan demikian, nabi merupakan pelayan atau abdi Allah yang menjadi perpanjangan mulut atau tangan Allah dalam karya keselamatan bagi umat manusia.
Menjadi seorang katekis, sama halnya menjadi seorang nabi. Maka, nabi dan katekis memiliki tugas yang sama yakni mewartakan. Menjadi katekis berarti memiliki peranan penting dalam kehidupan Gereja untuk mewartakan karya keselamatan bagi seluruh umat. Tugas dan peranan katekis yang luhur dan mulia tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan. Tentu akan dijumpai berbagai macam tantangan yang menghadang. Tantangan yang akan menjadi batu sandungan bagi katekis. Katekis dalam menghadapi tantangan ini hendaknya mampu mencari solusi dan jalan keluar dalam bersikap dan bertindak di tengah dunia dewasa ini.
Nabi Yeremia dapat dijadikan sosok yang menjadi teladan bagi para katekis untuk melakukan karya dan pelayanan di tengah umat. Nabi Yeremia menerima tugas panggilannya dengan penuh ketulusan dan senantiasa percaya akan janji Tuhan atas dirinya (Yer 1:8). Yeremia sebagai nabi harus menghadapi bangsa yang durhaka terhadap Allah dan bahkan menolak pelayanan yang dilakukan olehnya. Kendati demikian, Yeremia tetap setia melayani bangsa Israel dengan penuh kasih layaknya ia mengasihi Allah. Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Yeremia sampai harus mempertaruhkan nyawanya akibat penolakan yang terjadi terhadapnya. Namun, tantangan yang ada justru semakin meneguhkan iman Yeremia dan tidak memudarkan semangatnya untuk terus melayani Allah dan bangsa Israel.
Melihat pernyataan di atas, penulis merasa tertarik untuk menulis sebuah karya tulis dengan judul: “RELEVANSI NABI YEREMIA BAGI KARYA DAN PELAYANAN KATEKIS DEWASA INI”.
 Penulis berharap, agar para calon katekis dapat semakin terpanggil untuk melaksanakan tugas perutusannya sebagai seorang pewarta dengan meneladani semangat pewartaan para nabi Yeremia yang senantiasa berjuang untuk mewartakan Kerajaan Allah di tengah umat.