Kurikulum Merdeka
dikenal sebagai Kurikulum Prototipe. Inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka
Belajar. Contohnya, jika satu anak dengan anak lain memiliki minat yang
berbeda, maka tolok ukur yang digunakan untuk menilai anak pun juga berbeda.
Anak juga tidak dipaksa untuk menyukai pelajaran yang tidak ia sukai. Dalam
kurikulum ini, lebih mementingkan otonomi dan kemedekaan bagi siswa dan
sekolah.
Cita-cita
Merdeka Belajar adalah untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Pendidikan berkualitas berfokus pada pengembangan
kompetensi dasar dan karakter peserta didik. Dengan kata lain, lebih memastikan
peserta didik untuk mengalami kemajuan belajar sehingga peserta didik lebih
kompeten dan berkarakter. Merdeka Belajar ditujukan bagi seluruh rakyat
Indonesia, maksudnya adalah memastikan bahwa kelomok-kelompok yang termarginalkan (sulit mendapat akses
pendidikan) dapat dibantu untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.
Kurikulum Merdeka Belajar adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang menyasar pada berbagai elemen sistem pendidikan, diantaranya:
·
Standar
Nasional Pendidikan; Standar kompetensi dijabarkan sebagai kompetensi dan
karakter yang relevan bagi seluruh peserta didik, kemudian dijadikan acuan bagi
tujuh standar lain.
·
Asesmen
dan Penjaminan Mutu: Asesmen nasional mengukur kompetensi dan karakter
peserta didik. Akreditasi dan SPM juga menggunakan kualitas hasil belajar
secara indikator utama mengevaluasi sekolah dan pemda.
·
Perangkat
Ajar; Buku teks dirancang untuk mendorong guru menerapkan pembelajaran yang
interaktif dan menyenangkan (bukan sekedar menjadi alat menyampaikan materi).
Beragam contoh modul ajar bida diadaptasi atau dijadikan sumber inspirasi.
·
Pelatihan
Guru dan Kepala Sekolah; Pelatihan guru berfokus pada filosofi dan mindset tentang pembelajaran, sehingga
relevan untuk semua guru (tidak hanya yang menerapkan Kurikulum Merdeka).
Pelatihan calon kepala sekolah (Guru Penggerak) juga menyiapkan guru sebagai
emimpin pembelajaran, bukan sekedar administrator atau manager.
·
Pendamping
Pemda; Pemda dan dinas pendidikan diberi umpan balik berupa Rapor
Pendidikan yang berfokus pada kualitas proses dan hasil belajar. Pemda akan
didampingi untuk melakukan perencanaan menggunakan data tersebut.
Kurikulum terbaru
ini lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi-materi esensial dan
pengembangan karakter serta kompetensi siswa. Karakter utama pada kurikulum ini
ialah:
·
Pembelajaran berbasis project, sebagai bentuk
pengembangan soft skill dan karakter
siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila
·
Berfokus pada materi esensial sehingga siswa
memiliki cukup waktu belajar lebih mendalam bagi kompetensi dasar, seperti
literasi dan numerasi
·
Fleksibilitas bagi para guru untuk melakukan
pembelajaran sesuai dengan kemampuan para peserta didik
Berbicara
mengenai Profil Pelajar Pancasila, project penguatan profil pelajar Pancasila
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih mengeksplorasi ilmu
pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta menguatkan pengembangan enam
dimensi profil pelajar Pancasila. Melalui project ini, peserta didik memiliki
kesempatan untuk mempelajari secara mendalam tema-tema atau isu penting
mengenai gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya,
wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Dengan adanya project ini,
peserta didik diharapkan mampu untuk berani memberikan kontribusi dan dampak
bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Kendati
demikian, Kemendikbudristek masih memberikan kelonggaran apabila ada sekolah
yang belum bisa atau memiliki kendala untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Dalam
pemulihan pembelajaran, kepala sekolah dan guru memiliki kewenangan untuk menentukan
kurikulum yang akan dipilih, diantaranya:
·
Pilihan 1: Kurikulum 2013 secara penuh
·
Pilihan 2: Kurikulum Darurat, yaitu kurikulum
2013 yang disederhanakan
·
PIlihan 3: Kurikulum Merdeka
Sikap LPK terhadap Kurikulum Merdeka:
1. Tim Pengembangan Kurikulum Yayasan perlu
mendalami content kurikulum merdeka: paradigma, karakteristik dan implementasinya
2. Mengundang narasumber dan mengadakan sosialisasi
untuk Pengurus Yayaysan dan kepala sekolah
3.
Mengadakan pelatihan berjenjang untuk guru-guru
secara berkala
4.
Melakukan monitoring dan pendampingan secara
berkala
Persiapan Teknis LPK:
1.
Menyusun Kurikulim Operasional Satuan Pendidikan
(KOSP)
2.
Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
3.
Merancang assesmen diagnostik
4.
Menyusun modul ajar
5.
Menyusun Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
6.
Menyusun modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila
0 comments:
Post a Comment