ABSTRAK
Jalan menuju inkulturasi masih panjang, apalagi menyangkut Misa Tahun
Baru Imlek. Lingkungan di sekitar ikut mempengaruhi pemahaman yang tepat akan
suatu tradisi. Gereja Indonesia tidak luput dari ketegangan, antara
mengakomodasi kebutuhan umat Katolik yang masih merayakan Imlek dengan mereka
yang sudah tidak merayakan Imlek di satu sisi, dan akan tradisi lain di bumi
Nusantara. Jangan karena upaya ini Gereja dianggap sudah dimonopoli oleh
kelompok tertentu.
Apa pun yang dirayakan dalam Misa, hendaknya selalu diingat bahwa Misa
adalah perayaan syukur, suatu eucharistia, yang berfokus dan berpuncak pada
Yesus Kristus. Pada-Nya-lah seluruh liturgi Gereja berpusat. Apakah namanya
Misa Imlek, Misa Karismatik, atau pun Misa-misa lain yang memakai budaya
tertentu, Misa tetaplah merupakan kenangan akan sengsara, wafat dan kebangkitan
Kristus Yesus. Dan Gereja menjamin bahwa setiap umat mendapatkan hak dan
kesempatan yang sama untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus, jaminan
keselamatan manusia.